Indonesia akhirnya terbebas dari spekulasi yang menyebutnya sebagai pembeli rahasia pertama jet tempur siluman generasi kelima SU-57 Rusia. Kepastian ini datang setelah Aljazair secara resmi mengumumkan statusnya sebagai negara pertama di luar Rusia yang menerima jet tempur canggih tersebut.
Konfirmasi dari Aljazair
Dilansir Channel Youtube @Berjaya_negeriku, Pemerintah Aljazair baru-baru ini menyampaikan pernyataan resmi bahwa mereka telah menerima pengiriman awal jet tempur SU-57 dari Rusia. Kementerian Pertahanan Aljazair menyebutkan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk mendapatkan hingga 14 unit SU-57E, varian ekspor dari jet tempur ini. Dengan pengumuman ini, Aljazair menjadi negara pertama yang secara terbuka mengakui kepemilikan SU-57, sekaligus mengakhiri berbagai spekulasi terkait siapa pembeli pertama jet tempur siluman tersebut.
Sebelumnya, Indonesia sempat dikaitkan dengan rumor pembelian SU-57 setelah beberapa laporan media asing menyebutkan adanya kontrak rahasia antara Jakarta dan Moskow. Spekulasi ini muncul sebagai akibat dari upaya Indonesia memperkuat armada tempur udaranya, terutama setelah akuisisi SU-35 mengalami hambatan akibat sanksi Amerika Serikat melalui Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Namun, dengan konfirmasi dari Aljazair, dugaan bahwa Indonesia adalah pembeli rahasia pertama SU-57 kini terbantahkan.
Fokus Indonesia pada Alternatif Lain
Hingga saat ini, Indonesia masih mempertimbangkan beberapa opsi lain dalam upaya memperkuat kekuatan udaranya. Pemerintah tengah menjajaki rencana akuisisi Dassault Rafale dari Prancis dan F-15EX dari Amerika Serikat. Selain itu, negosiasi dengan berbagai pihak terkait pengadaan pesawat tempur generasi terbaru terus berlangsung agar sesuai dengan kebutuhan strategis nasional.
SU-57 sendiri adalah jet tempur siluman generasi kelima yang dikembangkan oleh Rusia untuk bersaing dengan F-22 Raptor dan F-35 Lightning II milik Amerika Serikat. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti radar AESA, sistem avionik mutakhir, serta kemampuan manuver yang sangat lincah berkat teknologi vektor dorong. Jet ini dirancang untuk mendominasi pertempuran udara modern.
Varian ekspor SU-57, yaitu SU-57E, dikembangkan untuk menarik minat negara-negara yang ingin memiliki jet tempur siluman dengan biaya lebih rendah dibandingkan opsi Barat. Aljazair memilih SU-57E untuk memperkuat angkatan udara mereka dalam menghadapi ancaman regional.
Dengan pengumuman resmi dari Aljazair, Indonesia kini dapat lebih fokus menegosiasikan opsi terbaik tanpa terjebak dalam spekulasi. Meskipun Indonesia memiliki ketertarikan terhadap teknologi tempur Rusia, berbagai faktor seperti harga, teknologi, dan tekanan geopolitik menjadi pertimbangan utama sebelum mengambil keputusan.
Di sisi lain, langkah Aljazair dalam mengakuisisi SU-57 bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Indonesia untuk melihat performa jet tempur ini di medan operasi nyata sebelum mengambil keputusan akhir terkait pengadaan pesawat tempur generasi kelima. Dengan fokus pada alternatif lain seperti Rafale dan F-15EX, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk menentukan strategi terbaik dalam memperkuat kekuatan udara nasional tanpa terpengaruh tekanan geopolitik dari pihak lain.